Mastektomi merujuk pada pengangkatan secara pembedahan untuk satu atau kedua payudara sebagai cara untuk mengobati atau mencegah kanker payudara, yang mana merupakan salah satu penyebab kematian utama bagi kaum perempuan di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat setidaknya 20.000 kasus kanker payudara di negara ini setiap tahunnya. Terbatasnya jumlah ahli onkologi (sub-bidang medis yang mempelajari dan mengobati kanker) serta jumlah perempuan yang berupaya menjalani tindakan mastektomi membuat biaya tindakan ini meroket selama beberapa tahun terakhir.
Pasien-pasien dari Indonesia memiliki pilihan untuk mengambil manfaat dari pariwisata medis lintas-batas negara dan menjalani tindakan ini di Singapura. Singapura, yang sistem perawatan kesehatannya menempati urutan ke-6 di WHO (2000) dan didapuk sebagai yang paling efisien di dunia oleh Bloomberg (2014) memastikan perawatan kesehatan yang terjangkau dengan standar-standar yang diterima oleh dunia internasional. Banyak rumah sakit di Singapura, yang penuh akan perlengkapan diagnosa dan bedah nan mutakhir serta memiliki divisi-divisi pengobatan kanker berdedikasi, menawarkan program pengobatan kanker yang menyeluruh. Negara ini juga menjadi rumah bagi ahli-ahli bedah onkologi yang sangat terampil dan menjalani pendidikan internasional dengan pengalaman bertahun-tahun serta ahli dalam mengobati berbagai macam jenis kanker. Jika dibandingkan dengan melancong ke Amerika Serikat atau negara-negara Eropa, tindakan mastektomi 75% lebih murah di Singapura.